Rabu, 04 Desember 2013

Bila Maksiat Merajalela

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ. Maasyiral muslimin rahimakumullah taqwa adalah bekal seorang hamba ketika ia menghadap kepada sang pencipta, bekal yang kelak menjadi hujah baginya di hadapan Allah SWT, bahwa kehidupannya di alam dunia telah dipergunakan sebaik-baiknya. untuk itulah wahai kaum muslimin sekalian, marilah kita perbaiki dan satukan niat serta tekad, untuk meraih predikat golongan mahluk Allah yang muttaqin senantiasa bertaqwa dengan selalu meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasulnya, untuk dapat mengambil apa-apa yang telah dijanjikan, berupa kehidupan yang baik di dunia dan surga yang abadi kelak di akhirat. “sesungguhnya orang-orang bertaqwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (didekat) mata air-mata air yang mengalir”. (al-hijr: 45). Maasyiral muslimin rahimakumullah Allah menciptakan mahluk, dan Allah menyertakan bersama mereka nabi-nabi dan rasul-rasul sebagai utusan yang menerangkan dan menjelaskan konsep tatanan hidup selama berada di alam yang serba cepat dan fana ini, Allah turunkan pula kitab-kitab-nya bersama para utusan-utusan itu, sebagai aturan main di dalam dunia, baik hubungan sesama mahluk, lebih-lebih hubungan mahluk dengan penciptanya. di antara kitab-kitab yang Allah turunkan ialah al-qur'an, mu’jizat yang menjelaskan tuntunan Allah SWT. “sesungguhnya kami telah mengutusmu (muhammad) dengan kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”. (al-baqarah: 119). Allah turunkan al-qur’an untuk menyelesaikan masalah-masalah di antara mereka dan juga untuk mengingatkan mereka akan yaumul mii’aad yaitu hari pembalasan terhadap apa-apa yang telah dilakukan oleh para penghuni alam dunia. “dan kami turunkan kepadamu al-qur’an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. (an-nahl: 44). Hadirin Jamaah jumah rahimakumullah akan tetapi di balik semua itu, realita yang terjadi, kita sering dan teramat sering dikejutkan dan dibuat prihatin dengan musibah yang acap kali menimpa negeri ini dan juga negeri2 lain. masih belum hilang dari ingatan kita musibah dahsyat Tsunami di negeri kita, tahun lalu terjadi lagi tsunami besar di Jepang yang merenggut ribuan korban jiwa, dan tahun ini giliran Filipina yang dilandai banjir dan badai besar yang memakan korban manusia dan memaksa mengungsi dari tempat-tempat mereka, banjir yang berulang kali terjadi di beberapa tempat, padahal baru kemarin kita merasakan beratnya kemarau panjang, gunung di beberapa negara termasuk dinegara kita sudah mulai aktif dan memuntahkan isi kandungannya, huru-hara terjadi diberbagai negara diiringi hancurnya tempat-tempat tinggal dan pusat-pusat keramaian dengan kobaran api yang melalap baik materi maupun sosok-sosok jiwa sebagai pelengkapnya, pembantaian yang telah dan terus berlangsung secara biadab terjadi di beberapa tempat dan entah berapa tempat lagi yang akan terjadi di belahan bumi ini, busung lapar anak manusia negeri ini sering kita dengar, meskipun katanya kita berada di negeri subur nan tropis, krisis moneter yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang kita terhadapmata uang asing terutama dolar yang berdampak kemiskinan, pengangguran dan kelaparan masih saja kita rasakan walaupun sudah sejak lama terjadi,kalaulah kita anggap 1 dolar itu 1 batu-bata maka kita harus menukarnya dengan 11 ribu tumpukan batu-bata yg mungkin cukup untuk membuat sebuah rumah kecil, itulah perbandingan mata uang kita yang begitu lemah, penyakit-pernyakit aneh dan kotor mulai merebak dan meng-gerogoti penduduk negeri ini dan berbagai musibah yang telah menghadang di hadapan mata, termasuk di dalam hancurnya generasi-generasi muda penerus bangsa ini disebabkan terha-nyut dan tenggelam bersama narkoba obat-obat setan yangterlarang. apakah adzab telah mengintai negeri ini, sebagaimana yang tersurat di dalam al-qur’an surat ash-shaffat ayat 25, kaum nuh yang Allah tenggelamkan dikarenakan mendustakan seorang rasul, atau kaum tsamud yang disebabkan tak beriman, membusungkan dada dan menantang datangnya adzab, Allah jadikan mereka mayat-mayat yang bergelimpangan dengan gempa yang mengguncang mereka, atau seperti kaum luth yang dikarenakan perzinaan sesama jenis, homosexsual, allah hujani mereka dengan batu, atau seperti kaum madyan yang Allah jadikan mereka mayat-mayat yang bergelimpangan disebabkan curang dalam takaran dan timbangan serta membuat kerusakan dimuka bumi dan menghalangi orang untuk beriman, atau seperti kaum ‘aad yang disebabkan tidak memurnikan tauhid dan bersujud kepadanya, Allah kirim kepada mereka angin yang sangat panas yang memusnahkan mereka. kaum-kaum terdahulu Allah hancurkan dan luluh lantahkan disebabkan satu dua kemungkaran yang dikepalai kesyirikan, sekarang bagaiman dengan kita, apa yang kita saksikan dan alami sekarang ini, apa yang terjadi ditempat kita, lingkungan kita, dikota kita, dan bahkan di seantero negeri kita?, maksiat terjadi dimana-mana, pergaulan lawan jenis dan perzinaan yang keluar dari norma-norma agama semakin menggila, ditambah lagi media-media masa visual dan non-visual ikut melengkapi ajang syaitan ini dengan dalih seni dan hak-hak manusia, padahal allah dan rasulnya telah jelas-jelas mengharamkan hal tersebut. firman allah. “dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk” (al-isra’: 32). dan dalam sebuah hadits shahih rasul bersabda: مَنْ وَجَدْتُمُوْهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوْطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُوْلَ بِهِ. “barangsiapa di antara kalian yang menemui mereka yang melakukan perbuatan kaum luth (homosexsual) maka bunuhlah kedua pelakunya”. (riwayat abu dawud dan at-tirmidzi). kemana hak allah dan rasulnya?. kecurangan dalam perniagaan yang terjadi pada kaum madyan pun terjadi sekarang, kecurangan bukan hanya curang dalam timbangan secara zhahir, tetapi penindasan, tipu muslihat, sampai kepada sogok menyogok dan riba pun seakan suatu yang harus dilakukan, bank 2 dengan praktik riba yang jelas2 nampak didepan mata seakan menjadi satu-satunya harapan untuk membesarkan usaha, untuk menjadi pejabat, pegawai, naik pangkat, semuanya harus dengan uang pelicin yang seakan-akan sebuah hal yang biasa saja, padahal jelas-jelas Allah melarangnya, tidakkah kita pernah mendengar firman allah: wailul lil muthaffifin “kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang”. (al-muthaffifin:1). dan rasulpun melaknat orang yang menyogok dan yang disogok, sebagaimana hadis shahih yang diriwayatkan oleh at-tirmidzi, abu daud, ibnu majah, dan imam ahmad. praktikkorupsi yang merajalela, pembunuhan yang tanpa memperhitungkan nilai kemanusiaan dan agama pun terus terjadi silih berganti, padahal rasul shalallaahu alaihi wasalam telah memperingatkan untuk meninggalkan tujuh hal yang menghancurkan. اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَالسِّحْرُ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ. yang artinya: “jauhilah tujuh hal yang menghancurkan (membina-sakan)”. bertanya para sahabat, apa itu yang rasulullah?, bersabda beliau: “syirik (menyekutukan allah), membunuh jiwa yang allah haramkan, kecuali yang dibenarkan syari’at, sihir (santet), memakan riba, memakan (menyelewengkan) harta anak yatim, lari dari pertempuran (karena takut),dan menuduh wanita baik-baik berzina”. (ash-shahihain). akan tetapi semua ini berlaku, perbuatan syirik yang merupakan biang malapetaka dunia dan akhirat kini seolah telah menjadi sesuatu kebutuhan, berapa banyak kita dapati media masa yang menjajakan kesyirikan, ulama-ulama sesat menyeru umat kepada perbuatan syirik dengan membungkus sedemikian rupa untuk menipu umat. kaum muslimin rahimakumullah segala sesuatunya kini telah terbalik, yang hak dikatakan dan dianggap batil, yang batil dipertahankan, dan tidak malu-malu di hadapan yang hak. siapakah yang bertanggung jawab akan hal ini?, yang jelas kita semua bertanggung jawab, kita sebagai umara’, ulama maupun pribadi-pribadi muslim. “jikalau sekiranya penduduk-penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (al-a’raf: 96). maasyiral muslimin rahimakumullah islam adalah satu-satunya ajaran yang menjamin ketenteraman dan kesejahteraan hidup, tidak saja di dunia, tetapi bahkan di akhirat, sebab ajaran ini adalah ajaran dari dzat yang maha memberikan jaminan bagi kebutuhan insan. maka untuk menyelamatkan negeri dan umat ini tidak lain adalah kita kembali memurnikan dan menegakkan ajaran allah pencipta kita, ketika umat semakin jauh dari ajarannya semakin gencar pula azab yang akan diterima dan ditimpahkan, oleh karena itu ada baiknya kita menilik kembali perkataan syaikh ali hasan al-atsari bahwa tidak ada jalan lain dalam mengembalikan umat dan memperbaiki umat ini kecuali dengan tashfiyah dan tarbiyah “bahwa kondisi yang buruk yang menimpa kaum muslimin dewasa ini adalah akibat terlalu jauhnya mereka dari kitab allah dan sunnah rasulnya “. kenapa hal itu bisa terjadi, paling tidak hal itu terpulang pada tiga persoalan. • tercampurnya ajaran yang bukan dari islam dengan ajaran islam. • lemahnya kepercayaan orang akan apa yang menjadi ajaran islam. • tidak adanya pengamalan (penerapan) terhadap hukum-hukum islam. kaum muslimin rahimakumullah yang terakhir. apakah keadaan dan kenyataan yang menimpa kita selama ini tidak menjadikan kita berfikir dan berbenah diri untuk hidup yang akan datang, kehidupan abadi yang menentukan sengsara atau bahagia.firman Allah dalam surat Al A`raf ayat 97 dan 99 “maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur”. “maka apakah mereka merasa aman dari adzab allah (yang tidak terduga-duga)? tidaklah merasa aman dari adzab allah kecuali orang-orang yang merugi”. (al-a’raf: 99). Karenanya marilah kita semua sedinimungkin, semampu kita melaksanakan hukum-hukum Allah dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga menjadi ladang dakwah bagi kita. walaupun kita tidak menyuruh orang untuk shalat jamaah ke masjid, tetapi kalau kita berangkat ke masjid itu sama halnya kita sedang berdakwah secara tidak langsung mengajak orang ke masjid. Akhirnya Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan jalan kita untuk selalu istiqamah dalam kebaikan. أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ ِليْ وَ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.

Rabu, 13 Maret 2013

7 Langkah mencuci hati

ان الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Monggo kita sedaya sebagai manusia ingkang gesangipun senantiasa mbetahaken Rahmat, Taufiq lan Hidayah saking ngarso dalem Allah SWT senantiasa ngelampahi perintah-perintahipun Allah lan nebihi sedaya awisan-awisanipun ing dalem wekdal kapan kemawon lan dalam keadaan kados pundi kemawon. Monggo kita sami2 ningkataken ketaqwaan kita dateng Allah, keranten kita yakin bilih namung kanti taqwa dumateng Allah-lah, gesang kita menika badhe dipun luberi kaliyan keberkahan lan keberlimpahan hidup ngantos dumugi akhirat benjang. Firman Allah wonten ing surat As shood ayat 49 Inna lil muttaqiina lahusna ma’aab yekti kanggo wong2 kang taqwa kanti temen-temen disediaake papan panggonan bali kang bagus (yoiku suwarga Adn) Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Wonten ing kesempatan menika, kulo badhe mengisi khutbah jum’at menika kaliyan 2(kalih) kisah teladan saking sayyidina Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu lan ugi Hatim al-Asham. Kisah menika mugi2 saget dadosaken inspirasi lan pepeling kangge kita sedaya ing dalem ngamal ngibadah saben dintenipun, hingga kita estu2 saget dados tiyang muslim ingkang sehat lahir batin. Jama’ah Jum’ah ingkang Berbahagia Salah setunggaling sufi ahli ibadah ingkang nami Hatim al-Asham (w. 237 M) dipun aturi paring penjelasan kaliyan Ashim bin Yusuf sak ba’danipun pengaosan wonten ing majlis ta’limipun. Ashim bin Yusuf inggih menika setunggaling ahli fiqih ingkang ningali segala hal saking bab syariah. Ashim tangklet dateng Hatim “ Syaikh kados pundi panjenengan ing dalem ngelampahi shalat?” Hatim al-Asham sebagai ahli tarekat dan syariat njawab “menawa wis mlebu wayah shalat aku banjur wudhu kanti wudhu 2(loro), wudhu lahir lan wudhu bathin. Wudhu lahir iku syariat lan wudhu bathin yaiku haqiqat”. Ashim bin Yusuf dados santri ingkang konsentrasi bab pelajaran fiqih tentu kemawon kaget. Lajeng Hatim al-Asham nerangaken malih bilih “wudhu lahir dipun lampahi kanti mbersihaken anggota badan ngangge toya. Menawi wudhu bathin menika kedah mbersihaken ati (salamatush shadri) saking pitung perkawis. 1) Sepindah, ati kedah dipun suceaken kelawan raos penyesalan atawin an-nadamah. Menyesali sedoyo kesalahan ingkang dipun lampahi lan rumaos getun nilaraken ibadah kesaenan. Mengenai an-nadamah menika, kisahipun Sayyidina Umar bin Khattab ra saget kita dadosaken pelajaran. Jama’ah Jum'ah Rahimakumullah Sayyidina Umar bin Khattab ra menika nggadah kebun kurma wonten ing Madinah. Wit-witan kurmanipun berbuah kanti kwalitas ingkang sae, lan sekeco raosipun. Mboten namung menika kemawon, bahkan wonten ing lebetipun kebun menika wonten sumberipun toya, padahal sampun maklum dospundi awratipun pados sumber toya wonten ing tanah padang pasir kados Madinah. Sayyidina Umar remen saestu nggadahi kebun menika, hingga seringkali piyambakipun mlampah-mlampah ningali hasil kebunipun. Salah setunggaling dinten wekdal kondur saking kebunipun, piyambakipun panggih kaliyan sahabat-sahabat ingkang mlampah sesarengan. Lajeng Sayyidina Umar tangklet “sampeyan kabeh soko ngendi kok mlaku bareng-bareng?” lajeng para sahabat matur “kita sedoyo meniko nembe mantun jamaah shalat ashar ashar” kepireng jawabane sahabat kolowau sayyidina umar kaget kanti ngucap “innalilahi wa inna ilaihi rojiun, lajeng piyambake matur, “sahabat kabeh, sampeyan sekseni, kerono aku ninggal jamaah shalat ashar amerga kebun kurmaku iki, mangka kebun iki tak wakafake marang fakir miskin” Mekatenlah contoh ingkang kedah kita teladani menawi kita rumaos menyesal keranten nilaraken setunggaling ibadah atawin kesaenan. waosan taroji’ innalilahi wa inna ilaihi rojiun, estunipun merupakan ungkapan wekdal kita nampi cobaan lan musibah. Dados, suburipun kebun lan wontenipun sumber toya kangge sayyidina Umar menika mboten sanes namung setunggaling cobaan ingkang menimpa piyambakipun. Lan kalimat innalilahi wa inna ilaihi rojiun nedahaken kados pundi raos penyesalan ingkang luar biasa keranten piyambakipun ketinggalan shalat jama’ah ashar. Dospundi kaliyan kita sedaya, punopo kita nate ngucap innalilahi wa inna ilaihi rojiun menawi kita nilaraken shalat jama’ah? Nopo malah mboten wonten penyesalan babar pindah? Keranten atosipun ati kita ingkang ketutupan kaliyan dosanipun maksiat ingkang sampun kathah kita lampahi dumateng Allah SWT, Naudzubillahi min dzalik. Kadang2 menawi kita pikir saestu, kita menika lucu, pengin angsal kanugrahan, gesang ingkang sekeco, dipun tebihaken saking rupeking gesang, ananging kita mboten purun ngabekti dateng Allah kanti ngelampahi ibadah-ibadah, malah tambah dinten tambah anggenipun maksiat duraka dateng Allah SWT. Robbana dzolamna anfusana wa in lam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khosiriin Selajengipun, Jama’ah Jum'ah Rahimakumullah Ingkang kaping kaleh(2), ati kedah dipun bersihaken kelawan taubat. Taubatan nashuha, taubat ingkang estu-estu. Bertekad mboten badhe mangsuli malih tumindak maksiat dateng Allah. Lan ugi bersungguh-sungguh ngelampahi sedaya perintahipun Allah kanti saestu. Kedah jihad merangi hawa nafsunipun, hawa ingkang nyegah ngelampahi ibadah lan nafsu ingkang ngajak maksiat dumateng Allah, senaoso awal-awal mesti awratipun tetapi menawi kita purun istiqamah, insyaAllah awratipun ibadah menika saget dados enteng. Ingkang kaping 3, ati kedah dicuci kanti nilaraken cinta dunia ingkang berlebihan atawin tarku hubbud dunya, keranten dawuhipun Rasulullah “liannahu ra’su kulli khati’athin. Keranten kedonyan atawin hubbud dunnya menika pokokipun saben-saben kesalahan. Kengeng Menapa tiyang menika dados rentenir, ngutangaken kanti Riba? Inggih keranten hubbud dunya, wonten tiyang ingkang pergaulan bebas, selingkuh, zina? Ugi amargi hubbid dunya, tiyang korupsi kolusi lan nepotisme? Judi, mabuk-mabukan, mengkonsumsi narkoba, sedaya menika keranten hubbid dunya. Kesenengan ingkang berlebihan kelawan donya sehingga wantun nerjang syariat agami. Kita angsal kemawon nggadah bondo donya ingkang kathah, ananging ampun ngantos harta kita menika memperdaya kita, damel kita nglirwaaken ibadah dateng Allah SWT. Rasulullah menika sugih, sahabat-sahabatipun ugi kathah ingkang sugih, senaoso mekaten kekayaanipun sama sekali mboten lajeng dadosaken nglirwaaken ibadah dateng Allah. Wekdal Rasulullah SAW menghimpun sedekah saking para sahabat, sahabat sedaya sami berlomba-lomba kangge bersedekah sakkathah-kathahipun, Sayidina Umar RA nyedekahaken separo hartanipun, bahkan Sayidina Abu Bakar RA nyedekahaken sedaya hartanipun. Keranten sayidina Abu bakar menika ningali donya menika kados ningali bathang, Dawuhipun Rasulullah dateng para sahabat, “opo sliramu kabeh ngerti yen ono mayit mlaku, yoiku Abu Bakar” keranten sahabat Abu Bakar menika sampun paham saestu kaliyan alam barzhah / alam kubur, akhiripun piyambake ningali donya menika kados bathang ingkang mboten perlu kangge dieman-eman. Sayidina umar ugi mekaten, senaoso piyambake dados amirul mukminin, presidene kaum mukmin, mboten lajeng dadosaken piyambake bermewah-mewahan kanti fasilitas negara. Sayidina Umar mboten risih ngangge gamis atawin jubah ingkang wonten tambalane. Sarene namung ngangge kloso saking pelepahe kurma. Mboten ngangge kamar peraduan ingkang nyaman layakipun Raja-raja. Prinsipipun Rasulullah lan para sahabattipun. Produksi sebesar-besarnya, maksudipun Rasulullah menika mboten namung ngurusi ibadah akhirat kemawon, ananging urusan duniawi ugi, kerja keras banting tulang semangat anggenipun merdamel kangge pados pangupo jiwa, ananging namung dipun konsumsi sekedarnya, mboten berlebihan, lan dipun Distribusi seluas-luasnya, dipun sedekahaken kangge kepentingan umat sak kathah-kathahipun, keranten harta benda kita ingkang sejati inggih menika harta benda ingkang kita tasaruffaken kangge kepentingan umat lan agami. Pun dengan berbagi harta kita tidak akan berkurang tapi malah bertambah. Ingkang kaping sekawan(4) ati kedah dipun bersihaken kanti nebihaken diri kita saking hubbur riyasah, gila jabatan lan kekuasaan. Estunipun jabatan lan kekuasaan menika seringkali terlalu nyibukaken manungsa lan dadosaken manusia berpaling dari Allah ingkang Maha Kuaos. Wekdal dereng berkuasa, gang-gang sempit disambangi, tiyang2 miskin disantuni, ananging wekdal sampun lenggah wonten kursi jabatan, rakyat miskin menika bagaikan kutu busuk yang harus digusur dan diusir disana sini. Ingkang kaping gangsal (5), hati kedah dipun bersihaken kanti nilaraken perasaan remen dipuji atawin hubbul mahmadah. Pujian seringkali menenggelamkan manusia dalam ke-Aku-annya ingkang mengakibatkan kesombongan ingkang luar biasa. Padahal kita kedah mangertos bilih tiyang muji-muji kita meniko, keranten Allah SWT kanti sifat Maha Rahmanipun nutupi keawonan-keawonan kita sehingga tiyang sanes mboten semerap. Estu, menawi tiyang sanes kolowau semerap keawonan-keawonan kita, piyambake mboten badhe muji-muji kita lan mungkin ugi malah rumaos jijik lan risih dateng kita. Kaping enem -6, prayoginipun ati kita kedah dipun cegah saking raos dendam atawin tarkul hiqdi. nilaraken lan ngalekaken dendam, secara otomatis badhe dadosaken kita tabah lan sabar menghadapi cobaan lan rasa sakit hati dateng tiyang sanes. Ingkang dipun wastani hamlul adza. Dendam, Dengki lan Dongkol. Menika kedah kita tebihi menawi kita pengin dados pribadi ingkang sukses. Menawi wonten tiyang ingkang mboten sae dateng kita, nggih kersane, menawi saget kita emutaken kita nasehati kanti sae, menawi mboten saget nggih dipun dongaaken supados sadar lan tobat, ampun ngantos kita menyimpan dendam, keranten saget ugi, mboten saene tiyang sanes dateng kita menika merupakan ujian saking Allah SWT kangge ngangkat derajat kita. Ingkang terakhir, ingkang kaping pitu -7 kita kedah bersihaken ati saking sifat hasud, drengki lan srei dateng tiyang sanes atawin kanti Tarkul Hasad, ingkang estu sangat berbahaya. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Hatim memaknai wudhu secara bathin. Lajeng kados pundi piyambake nglampahi shalat. Wekdal Hatim al-Asham milai shalat pyambake rumaos bilih ka’bah menika wonten ngajengipun, suwarga wonten sisih tengen lan neraka wonten kiwonipun, shirathal mustaqim wonten dlamakan sukunipun, lan Malaikat izrail nenggo wonten wingkingipun, siap mencabut nyawanipun. Menikalah ingkang kawastanan Qashrul amal. Inggih menika semangat ingkang mampu mendorong supados saget langkung ningkataken ibadah. Selalu rumaos kurang ibadahipun, tambah dinten ibadahipun tambah khusyuk keranten perasaan kolowau. Sinten ingkang badhe mboten serius anggenipun shalat menawi rumaos Malaikat izaril badhe nyabut nyawanipun. Hadirin Jama’ah shalat jumat Rahimakumullah Mekaten khutbah jum’ah ingkang saget kawula aturaken, mugio kisah-kisah kolowau wonten hikmahipun ingkang saget kita dadosaken uswah hasanah kangge kita sedaya. Lan mugi Allah SWT dadosaken kita sedaya tiyang-tiyang ingkang beruntung ingkang mampu ngelampahi sedaya perintahipun agami kanti sak sae-saenipun lan nebihi sedaya awisan-awisanipun kanti istiqamah, amin ya robbal aalamiien. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ